Selasa, 16 November 2010

Taekwondo, Olahraga Beladiri Berseni Tinggi

Sudah familiarkah Anda dengan kata Taekwondo? Jika belum, mari kita pelajari kata ini. Taekwondo, yang dieja menjadi Tae Kwon Do, atau juga Taekwon-Do adalah salah satu cabang olahraga beladiri tangan kosong yang paling populer di Korea dan dari sana juga lah asal muasal olahraga ini. Arti kata Taekwondo dalam bahasa Korea ialah, Tae yang berarti menendang atau menghancurkan dengan kaki; Kwon yang berarti tinju; dan Do yang berarti jalan atau seni. Jadi, kurang lebih Taekwondo dapat diterjemahkan sebagai seni dalam menendang dan meninju, atau seni tangan dan kaki. Meskipun jika dilihat dari arti katanya Taekwondo adalah seni tangan dan kaki, sebenarnya yang paling mendominasi dalam Taekwondo adalah kekuatan kaki atau tendangan. Seni ini memungkinkan tendangan pada saat bergerak yang dapat melumpuhkan lawan dari jarak jauh. Jika beberapa olahraga beladiri yang lain mempercayai bahwa tenaga yang dihasilkan berasal dari roh-roh atau hal-hal yang berbau mistik, tenaga yang dihasilkan dari Taekwondo dapat dibuktkan secara ilmiah dan berasal dari latihan yang tekun.
Dalam Taekwondo, terdapat tiga materi dalam berlatih, yaitu Poomsae yang merupakan gerakan dasar serangan dan pertahanan diri dengan lawan yang imajiner; Kyukpa yang merupakan latihan memecahkan benda keras seperti genteng, batu bata, dan sebagainya; kemudian yang terakhir adalah Kyoruki yang merupakan latihan bertanding untuk mempermatang jurus serangan maupun pertahanan diri. Dari tiga materi dalam berlatih tersebut, di dalamnya terdapat lima gerakan dasar atau yang disebut Taekwondo Basic, yaitu: 1) Keupso, merupakan bagian tubuh yang menjadi sasaran; 2)  Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang dan bertahan; 3) Seogi, meruapakan sikap kuda-kuda; 4) Makki, merupakan tangkisan; 5) Kongkyok Kisul, merupakan teknik serangan.
Taekwondo juga memiliki tingkatan yang dapat kita lihat pada warna sabuk yang dipakai oleh taekwondoin (orang yang belajar Taekwondo) itu. Berikut adalah warna sabuk dari tingkatan ke rendah hingga yang paling tinggi: putih, kuning, kuning dengan satu strip, hijau, hijau dengan satu strip, biru, biru dengan satu strip, merah, merah dengan satu strip, merah dengan dua strip, hitam (dan satu sampai dan sembilan). Strip yang dimaksud itu berupa garis yang terdapat ujuk sabuk. Warna stripnya tergantung warna sabuk di tingkatan sesudahnya. Contoh, sabuk kuning dengan satu strip berarti warna stripnya hijau, sabuk hijau dengan satu strip berarti stripnya berwarna biru, dan seterusnya. Namun untuk sabuk hitam, dan juga ditandai strip yang disesuaikan dengan tingkatannya dan berwarna emas. Kerah dobok (seragam Taekwondo) juga warnya sesuai dengan tingkatnya. Sabuk putih sampai sabuk merah dengan dua strip, kerah doboknya berwarna putih. Sedangkan sabuk hitam, kerah doboknya pun berwarna hitam. Untuk naik tingkat, diadakan ujian setiap tiga bulan satu kali. Ujian tersebut untuk naik tingkat dari sabuk putih sampai sabuk merah dengan dua strip. Dari sabuk merah dengan dua strip ke sabuk hitam (dan satu sampai dan sembilan) harus menunggu enam bulan dahulu. Kemudian, untuk sabuk hitam dan empat sampai sabuk hitam dan sembilan ujiannya harus dilakukan di Korea, negara asal dari Taekwondo. Salin itu, untuk taekwondoin yang sudah mengikuti ujian sabuk hitam tetapi masih berumur dibawah 16 tahun, warna sabuknya bukan hitam, tetapi setangah merah dan setengah hitam. Kerah doboknya juga berwarna setengah merah dan setengah hitam.
Di Indonesia, Taekwondo sudah menjadi salah satu olahraga beladiri yang sangat diminati. Perkembangannya pada tahun-tahun terakhir ini mengalami kemajuan yang sangat signifikan hingga mencapai ke pelosok-pelosok daerah. Terbukti dari banyak berdirinya klub Taekwondo di setiap provinsi dan Taekwondo juga dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Pekan Olah Raga Nasional (PON). Saat ini, organisasi tingkat nasional Taekwondo di Indonesia adalah Taekwondo Indonesia yang dipimpin oleh Leo Lopolisa sebagai Ketua Umum. Ada pula struktur organisasi ditingkat nasionalnya yang disebut PBTI ( Pengurus Besar Taekwondo Indonesia ) dan keduanya berpusat di Jakarta. Jika Anda tertarik, mari segera daftarkan diri ke klub Taekwondo yang terdekat! Siapa tahu nanti Anda bisa jalan-jalan ke Negara Korea untuk ujian sabuk hitam dan empat, dan lima, dan sebagainya.


  • Data narasumber                                                         
Yudistira Sena Dewantoro
Anggota Taekwondo Unit 5, Sabuk Hitam Dan Satu
Bandung, 2 Mei 1991
Jl. Sri Bentang No.8
085624703837

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda